Kamis, 08 Maret 2012

Merokok Sedikit Sama Bahayanya Dengan Merokok Banyak




merokok


Beberapa orang sering merokok, tapi tidak
sampai menjadi kecanduan. Orang-orang ini merokok hanya ketika ingin saja atau
sekedar untuk bersosialisasi. Namun menjadi perokok sosial seperti ini tetap
berisiko bagi kesehatan. Penelitian menemukan bahwa perokok sosial mengalami
penurunan kemampuan otak sama seperti perokok berat.





Menurut sebuah penelitian dari Northumbria
University di Newcastle, Inggris, perokok sosial didefinisikan sebagai orang
yang merokok sekitar 20 batang rokok dalam seminggu atau 3 batang dalam sehari.
Perilaku ini dapat menyebabkan kerusakan daya ingat dan menurunkan kesehatan
mental sama seperti orang yang merokok 15 batang setiap hari.





Dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal
Open Addiction ini, psikolog dari Collaboration for Drug and Alcohol Research
Group di Northumbria�s School of Life Sciences memberikan serangkaian tes
ingatan kepada 28 orang perokok sosial, 28 orang perokok harian, dan 28 orang
non perokok.





Para peserta diminta mengingat serangkaian
tindakan yang telah ditentukan pada beberapa titik dalam sebuah video. Salah
satu contohnya, diingatkan mengirim SMS kepada teman ketika gambar toko muncul
di video.





Kelompok perokok mendapat hasil tes yang lebih
buruk daripada kelompok bukan perokok, termasuk juga kelompok perokok sosial.
Temuan ini memperkuat teori para peneliti bahwa tidak ada cara yang aman untuk
merokok.





"Penelitian baru ini menunjukkan bahwa
risiko kesehatan dari hanya merokok ketika akhir pekan saja tidak ada bedanya
dengan merokok setiap hari. Merokok jelas-jelas merusak daya ingat," kata
peneliti, Tom Heffernan, PhD seperti dilansir everydayhealth.com.





Dan efek samping dari rokok bukan cuma itu
saja. Penelitian menunjukkan bahwa sesekali merokok juga dapat meningkatkan
risiko penyakit jantung, kanker, jantung koroner dan penyakit lainnya yang
berhubungan dengan merokok.





Menurut sebuah penelitian dari American
Journal of Public Health, perokok sosial tidak menganggap dirinya sendiri
sebagai perokok sejati, sehingga cenderung tidak berpikir bahwa mereka memiliki
masalah kesehatan dan kurang termotivasi untuk menghentikan kebiasaan
merokoknya.





"Perokok sosial ini mengkonsumsi nikotin
karena efek psikoaktifnya, dan tidak memiliki niat untuk menghentikan kebiasaan
merokok. Tapi itu bukan berarti bahwa mereka tidak membutuhkan rokok,"
kata Saul Shiffman, PhD, profesor psikologi di University of Pittsburgh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar