Selasa, 20 Maret 2012

5 Masalah Pria yang Sebaiknya Jangan Dicampuri Wanita


pria 


Saat menyayangi seseorang, kita cenderung
ingin terlibat dalam seluruh kehidupannya, baik saat susah maupun senang. Saat
kekasih tertimpa masalah, yang kita inginkan adalah menjadi seseorang yang bisa
memberinya semangat, mencarikan solusi atau sekadar jadi 'sandaran bahu' kala
si dia sedih.





Ada di sampingnya saat si dia galau memang
tidak salah, tapi Anda pun perlu tahu bahwa ada beberapa 'area' dalam
kehidupannya yang bukan urusan Anda dan sebaiknya tidak dicampuri 'orang lain'.
Meskipun Anda sebagai kekasih dan mungkin orang terdekatnya, ingatlah untuk
tahu batasannya. Seperti dilansir Madame Noire, berikut ini delapan masalah
yang dialami kekasih yang sebaiknya tidak perlu Anda urus.





1. Pertengkaran dengan Keluarga


Saat kekasih Anda sedang bertengkar dengan
keluarga baik itu orangtua maupun saudara, jangan pernah melakukan 'misi' untuk
ikut mendamaikan mereka. Jangan mendorongnya untuk berbaikan jika dia tidak mau
atau membuatkan 'skrip pidato' permintaan maaf untuknya, apalagi sampai
mengajak bertemu anggota keluarga yang berselisih dengannya, karena ingin jadi
pendamai. Selama pasangan masih memperlakukan Anda dengan baik --dengan kata
lain masalahnya tidak sampai mengganggu hubungan asmara-- tak perlu mencampuri
urusannya dan biarkan dia sendiri yang menyelesaikan masalah. Mungkin ada waktu
di mana dia ingin curhat soal masalahnya tersebut. Jadilah pendengar yang baik
dan tawarkan solusi hanya jika dia memintanya.





2. Masalah di Kantor


Anda tahu kalau kekasih sedang berusaha keras
mencari cara untuk dapat promosi jabatan atau mendapatkan proyek besar yang
sangat menguntungkan. Simak saja perkembangannya diam-diam dan jangan
memberondongnya dengan kata-kata "harus begini", "jangan
begitu" atau "dengan cara ini kamu pasti berhasil".





Mungkin maksud Anda baik, memberikan motivasi.
Tapi jika dilakukan terus menerus akan membuatnya merasa Anda melihatnya
sebagai pria yang gagal dan kurang berambisi. Berikan saran jika dia
memintanya, tapi jangan lantas menanyakan perkembangan proyek secara konstan.
Percayalah, dia pasti akan memberitahu Anda bila dia mau.





3. Beban Emosional


Apakah kekasih punya luka emosional yang membekas?
Mungkin jadi paranoid terhadap perselingkuhan atau tidak suka jika dirinya
terlalu dikontrol? Sebagian orang mungkin punya beban emosional hasil dari
pengalaman buruk di masa lalu yang mungkin sulit atau bahkan tak bisa hilang.
Jika pasangan Anda sadar dia punya beban masa lalu, sudah jadi tugasnya untuk
menyimpannya rapat-rapat. Dia tidak bisa secara irasional mengangkat masalah di
kehidupannya yang dulu dan secara gamblang berkata, "Maaf kalau tadi aku
marah, hanya teringat kenangan buruk dari mantan kekasih." Dia harus bisa
mengatasi emosi yang emosional dan bukan Anda yang harus jadi korban atas
'kerusakan' yang tidak pernah Anda lakukan.





4. Bertengkar dengan Teman


Sama seperti pertengkaran dengan keluarga,
jangan pernah ikut terlibat dalam konflik dengan teman apalagi sahabatnya. Dia
akan merasa Anda berpikir kalau dia tidak bisa mengatasi masalah personalnya
sendiri. Plus, pria biasanya punya cara sendiri yang jauh berbeda dari wanita
untuk mengakhiri pertengkaran dengan sesama pria. Jadi biarkanlah mereka dalam
zonanya sendiri.





5. Masalah Keuangan


Kecuali Anda sudah jadi istri atau berencana
menabung bersama untuk mengumpulkan biaya pernikahan, jangan pernah mencampuri
masalah keuangannya. Misalnya saja, dia perlu pinjaman yang cukup besar untuk
membayar cicilan mobil atau tagihan kartu kredit, sementara uangnya sudah habis
karena kecerobohan yang dia lakukan sendiri.





Sebesar apapun keinginan Anda untuk
membantunya, sebaiknya tahan saja. Terlebih lagi bila ternyata perlu waktu yang
cukup lama bagi si dia untuk mengembalikannya, hanya akan membuat Anda sebal.
Lebih buruknya lagi, jika suatu saat kalian berdua putus, akan canggung dan
lebih sulit lagi meminta uang Anda kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar