Rabu, 21 Maret 2012

Misteri Wanita Indonesia Temukan Madagaskar...


wanita indonesia


Ini salah satu episode aneh dalam kisah
pengembaraan manusia: faktor ketidaksengajaan menuntun orang menemukan
Madagaskar.






Seperti dimuat situs sains, Physorg.com, sejak
lama Madagaskar menjadi daya tarik bagi para antropolog. Salah satu alasannya,
mengapa manusia tak menjamahnya selama ribuan tahun. Pulau keempat terbesar
dunia itu sebelumnya hanya dihuni para lemur.





Tim ilmuwan biologi molekular yang dipimpin
Murray Cox dari Massey University Selandia Baru menggunakan uji DNA dari 266
orang dari tiga etnik Malagasy -- orang asli Madagaskar, untuk menguak
teka-teki migrasi itu.





Mereka menemukan, sekitar 1.200 tahun lalu,
sekelompok manusia untuk kali pertamanya menginjakkan kaki di Madagaskar.
Diduga karena kapal yang karam.





Hasil analisa gen dari mitokondria -- baterai
sel yang gennya diwariskan dari ibu, menyimpulkan, 30 perempuan termasuk penemu
Madagascar, 28 di antaranya dipastikan dari Indonesia. Para ilmuwan juga
memastikan, pembawa kromosom Y -- yang diwariskan garis ayah berasal dari
nusantara, hanya belum diketahui pasti berapa jumlahnya.





Simulasi komputer menunjukkan, pemukiman
pertama di Madagaskar ada pada tahun 830 Masehi, saat yang bersamaan dengan
berkembangnya perdagangan nusantara di bawah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya, yang
berpusat di Sumatera.





Tak hanya soal DNA, ada faktor lain yang
menunjukkan kontribusi nusantara, yakni bahasa. Dari segi linguistik, penduduk
Madagaskar bicara dalam bahasa, yang asal-usulnya bisa dilacak sampai
Indonesia.





Sebagian besar dari leksikon Ma'anyan, bahasa
yang dipraktekan sehari-hari di masyarakat yang bermukim di sepanjang Sungai
Barito, di wilayah pedalaman. Juga ditemukan segelintir bahasa yang akarnya
dari Jawa, Melayu, atau Sansekerta.





Bukti lain pengaruh nusantara di Madagaskar
adalah penemuan perahu cadik, peralatan besi, instrumen musik seperti gambang.
Juga peralatan makan yang sangat 'tropis', sistem tanam padi, pisang, ubi jalar
di sela-sela hutan.





"Kontribusi Indonesia ada pada bahasa,
budaya, dan gen, yang terus berlanjut hingga saat ini di Madagaskar,"
demikian isi laporan tim ilmuwan.





Bagaimana para perempuan ini sampai di
Madagaskar, hingga kini masih jadi misteri besar. Tapi, ada tiga teori soal
ini.





Pertama, meski tak ada bukti, mereka dibawa
oleh kapal dagang. Teori kedua, Madagaskar sejak dulu memang dijadikan koloni
dagang atau tempat pelarian orang yang kehilangan tanah dan juga kuasa karena
ekspansi Kerajaan Sriwijaya.





Hipotesis ketiga dan paling berani, para
perempuan itu kebetulan ada dalam kapal yang tanpa sengaja mengarungi samudera.
Simulasi arus laut dan pola cuaca di musim hujan mendukung teori ini.





Memang, fakta membuktikan, reruntuhan kapal
pengebom dari Sumatera dan Jawa saat Perang Dunia II terbawa arus ke
Madagaskar. Bahkan, dalam sebuah kasus, termasuk seorang korban selamat dalam
sekoci yang berlabuh di Madagaskar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar