Rabu, 21 Maret 2012

Racun Tomcat Lebih Ganas daripada Kobra !!


tomcat





Serangga tomcat memang sedang hangat
diperbincangkan. Bukan lantaran datang tiba-tiba dan menyerang sebuah pemukinan
elit di Surabaya, serangga ini diklaim bisa mengeluarkan racun berbahaya.






Tomcat termasuk golongan kumbang. Meski ia
tidak menggigit atau menyengat, hewan satu ini perlu diwaspadai. Kumbang
tersebut dapat mengeluarkan toksin atau racun bila bersentuhan dengan kulit
manusia secara langsung.





Racun yang terkandung dalam serangga ini
dikenali sebagai �aederin�: (C24 H43 O9 N) dinamakan dalam tahun 1953. Cairan
ini disinyalir 12 kali lebih mematikan dari bisa ular kobra.





Namun racun itu bisa mencemar secara tidak
langsung bila manusia bersentuhan dengan baju, atau benda lain yang terkena.
Racun yang dikeluarkan bisa menyebabkan iritasi. Gejala baru muncul dalam waktu
12-36 jam. Dan iritasi dapat berlangsung dari dua sampai tiga pekan.





Itu sebabnya, jika sudah terkena dermatitis
otomatis seperti seprei dan uba rampe-nya, handuk maupun alat-alat yang
disinyalir terkena racun tomcat harus dibersihkan.





Bersentuhan dengan kumbang ini saat merayap
atau tidur, menghancurkannya pada badan atau mengosok dengan jari yang kotor
akan menyebabkan konjunktivitis dan penyakit kulit yang dikenal dengan herpes,
dermatitis linearis, dan aederus dermatitis.





Pencegahan dan Pengobatan





Tomcat sangat senang bila berada di tempat
yang terang penuh cahaya, sehingga sebaiknya hindari berada terlalu dekat
dengan cahaya lampu atau minimalkan penggunaan cahaya dekat pintu dan jendela.





Gunakan jaring nyamuk atau semprot aerosol
atau pestisida organik dari campuran laos, daun mimba, dan sereh untuk mematikan
kumbang yang masuk.





Bila ada kumbang kanai yang hinggap di kulit,
jangan mematikannya di tubuh, namun tiup hingga pergi.





Jika kulit mengalami kontak dengan serangga
ini, timbul sensasi terbakar yang kemudian menjadi kemerahan disertai munculnya
nanah di bagian tengah dalam beberapa hari.





Segera cuci bagian yang terkena dengan air dan
sabun. Jika terjadi reaksi kulit, cuci dengan antiseptik ringan pemanganate
kalium dilusian (Kmn04) seperti hydrocortisone 1% dan krim steroid lemah
misalnya betametasone dan antibiotik neomycin sulfat 5%.





Jangan menggaruk luka, karena racunnya bahkan
dapat berpindah ke bagian lain kulit lewat cairan di luka. Namun, bila luka
terjadi pada area mata dan selaput lendir, sebaiknya segera ke dokter.





Dengan pengobatan, umumnya luka akan membaik
dalam 10 hari hingga tiga minggu tanpa menimbulkan bekas. Namun, luka dapat
membekas jika melibatkan dermis.





Dokter juga menyarankan untuk menghindari
sinar matahari agar tak terjadi inflamasi luka yang menyebabkan bekas kehitaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar