Rabu, 21 Maret 2012

Dalam 40 Tahun, 40 Juta Perokok Tewas Karena TBC


stop rokok 


Selain memicu penyakit tidak menular seperti
kanker, rokok juga dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit menular seperti
Tuberculosis (TBC atau TB). Diperkirakan dalam 40 tahun mendatang, 40 juta
perokok akan meninggal karena TBC.






Perkiraan ini disampaikan oleh World Lung
Foundation, dalam buku terbaru berjudul The Tobacco Atlas 4th Edition. Buku
yang disusun oleh Michael Eriksen, Judith Mackay dan Hana Ross ini merupakan
kumpulan data dan prediksi tentang tembakau di seluruh dunia.





Peningkatan risiko TBC mendapat perhatian tersendiri
karena selama ini rokok lebih banyak dikaitkan dengan penyakit tidak menular
seperti kanker dan serangan jantung. Belum banyak yang menyadari, bahwa rokok
bisa meningkatkan risiko infeksi TBC.





Terlebih dalam 10 tahun terakhir, jumlah
perokok di seluruh dunia terus menunjukkan peningkatan. Sekilas persentasenya
memang turun, namun hal itu hanya merupakan efek dari laju pertumbuhan penduduk
yang juga mengalami peningkatan secara tidak terkendali.





"Sejak edisi pertama The Tobacco Atlas
terbit satu dasawarsa silam, lebih dari 43 triliun batang rokok telah dihisap.
Tahun 2009 saja ada 5,9 triliun rokok yang dihisap, naik 13 persen dalam 10
tahun" kata Eriksen di acara peluncuran buku tersebut dalam rangkaian 15th
World Conference on Tobacco or Health, Singapura.





Selain berbagai prediksi tentang dampak
tembakau, buku The Tobacco Atlas 4th Edition juga banyak mengungkap berbagai
perkembangan seputar tembakau. Salah satunya jumlah perempuan merokok, yang
makin hari jumlahnya semakin meningkat dan bahkan di 25 negara jumlahnya
melebihi laki-laki merokok.





Indonesia tidak termasuk dalam 25 negara
tersebut, namun dalam buku setebal 132 halaman ini disebutkan bahwa jumlah
perempuan merokok di Indonesia termasuk banyak yakni 3,7 persen dari berbagai
usia. Di kalangan umur 13-15 tahun, 1,9 persen remaja putri juga sudah merokok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar