Selasa, 13 Maret 2012

Salut !! Rakyat Swiss Menolak Menambah Jatah Cuti !!




swiss


Mayoritas rakyat Swiss menolak proposal yang
ingin memperpanjang cuti tahunan mereka, dari empat minggu hingga enam pekan.
Penolakan itu muncul setelah kalangan pengusaha mengingatkan bahwa memperbanyak
hari libur justru akan membuat rugi Swiss, baik dari segi daya saing dan
lapangan kerja.





Menurut kantor berita Reuters, sikap rakyat di
negeri Eropa Tengah itu terungkap dalam hasil referendum pada Minggu waktu
setempat. Stasiun televisi Swiss mengungkapkan bahwa menurut hasil perhitungan
sementara sudah 67 persen pemilih yang menolak proposal menambah hari libur.





Penambahan hari libur itu digagas oleh serikat
pekerja Travail.Suisse. Serikat itu berpendapat bahwa hak cuti tahunan selama
empat pekan selama ini dianggap belum cukup karena tekanan kerja kian meningkat
dalam beberapa dekade terakhir. Meningkatnya tekanan kerja menyebabkan
bertambahnya risiko stres dan gangguan kesehatan bagi pekerja.  





Usulan itu disambut baik oleh pemerintah
Swiss, yang memfasilitasi referendum untuk meminta pendapat dari rakyat yang
punya hak pilih, apakah mereka mau cuti tahunan ditambah seperti usulan serikat
dagang. Namun, mayoritas pemilih menolak usul itu setelah muncul peringatan
dari sejumlah perusahaan tempat mereka bekerja bahwa penambahan hari libur
justru mengurangi daya saing dan mengancam lahan pekerjaan mereka.





Apalagi tetangga-tetangga mereka di Eropa
tengah mengalami krisis ekonomi. Swiss, yang bukan anggota Uni Eropa dan Zona
Euro, beruntung karena krisis itu hingga kini belum mengganggu ekonomi riil
mereka.





Lagipula Swiss terkenal sebagai salah satu
bangsa Eropa yang efisien dan suka bekerja keras. Status ini menjadi daya tarik
bagi perusahaan-perusahaan internasional untuk berbisnis dan menanam modal,
sehingga daya saing Swiss masuk dalam papan atas level dunia.





Travail.Suisse maklum atas sikap mayoritas
rakyat Swiss itu. "Bagi kebanyakan pemilih, dapat dimengerti bahwa situasi
saat ini bisa berpengaruh bagi lapangan kerja mereka terkait kemakmuran rakyat
dan bisnis di Swiss jangka panjang," ujar lembaga itu.





Kalangan pengusaha menyambut baik hasil
referendum itu. "Ini berarti mereka mendukung upaya mempertahankan daya
saing perusahaan-perusahaan Swiss sekaligus menyelamatkan pekerjaan
mereka," ujar suatu asosiasi pengusaha Swiss.





Menurut kalangan pengusaha, bila proposal
menambah libur disetujui, maka akan menambah biaya tenaga kerja di Swiss yang
sudah tinggi. Selain itu juga menambah beban bisnis di Swiss sebesar US$6,5
miliar per tahun.





Selama ini, pekerja di Swiss menikmati cuti
tahunan selama empat minggu, bahkan bisa sekitar lima minggu, tergantung
kebijakan perusahaan. Pada 2002, mereka juga menolak gagasan mengurangi jam
kerja, dari 42 jam menjadi 36 jam seminggu.  





Pada hari referendum yang sama, para pemilih
juga menyetujui usul pembatasan atas pembangunan rumah-rumah tetirah, yang
banyak terlihat di kaki gunung Alpen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar