Sabtu, 10 Maret 2012

Sejarah Hari Perempuan Sedunia




hari perempuan sedunia


Setiap 8 Maret, perempuan sedunia
memperingatinya sebagai Hari Perempuan se-Dunia. Dari mana asal penetapan dan
peringatan itu?





Sejak awal abad ke-20, perempuan yang bekerja
di berbagai bidang industry, semakin kencang menjadi isu yang diperdebatkan.





Perdebatan itu terus meruncing hingga berujung
pada sebuah protes yang berlangsung tepat pada 8 Maret 1908. Aksi protes itu
dilakukan oleh para perempuan yang bekerja di pabrik tekstil di New York.
Ketika itu, 15.000 orang perempuan berkumpul dan berunjuk rasa untuk memperoleh
upah yang lebih baik, pengurangan jam kerja, dan hak untuk memilih. Karena
itulah, pada awalnya, Hari Perempuan se-Dunia lebih dikenal sebagai Hari
Pekerja Perempuan se-Dunia.





Amerika Serikat (AS) adalah negara pertama
yang menetapkan Hari Perempuan Nasional. Mereka menetapkan hari itu jatuh
setiap tanggal 28 Februari. Penetapan itu dilakukan oleh Partai Sosialis
Amerika yang peduli terhadap kesetaraan gender. Peringatan 28 Februari sebagai
Hari Perempuan Nasional di AS itu berlangsung hingga tahun 1912.





Adapun di tingkat internasional, penetapan
Hari Perempuan se-Dunia diputuskan pada Konferensi Internasional Pekerja
Perempuan di Kopenhagen pada tahun 1910. Clara Zetkin, seorang politisi
perempuan dari Partai Sosialis Demokrat Jerman, yang mengajukan ide agar
ditetapkan sebuah hari untuk memperingati hari perempuan, agar perempuan di
seluruh dunia dapat memiliki momentum untuk serentak mengajukan tuntutan atas
pemenuhan hak-hak mereka. Ide Clara disambut baik oleh 100 perempuan dari 17
negara yang berkumpul dalam konferensi internasional itu.





Di tahun berikutnya, diperingati �lah Hari
Perempuan se-Dunia untuk pertama kalinya di Austria, Denmark, Jerman, dan Swis.
Namun, saat itu mereka menetapkan Hari Perempuan se-Dunia jatuh pada tanggal 19
Maret. Maka, pada tanggal 19 Maret 1911, jutaan perempuan melakukan kampanye untuk
memperjuangkan hak mereka dalam memperoleh pekerjaan, memilih, dan melakukan
kegiatan publik tanpa adanya diskriminasi. Ironisnya, seminggu kemudian terjadi
sebuah tragedi menyedihkan di New York City, ketika lebih dari 140 pekerja
perempuan tewas dalam insiden kebakaran di Triangle Shirtwaist Factory.





Peristiwa tersebut merupakan tragedi terburuk
dalam kategori bencana industri yang terjadi di AS. Banyaknya korban tewas
disebabkan karena manajer mengunci pintu pabrik, yang membuat para pekerja
perempuan tak bisa menyelamatkan diri mereka ketika pabrik tempat mereka
bekerja terbakar habis.





Selama Perang Dunia I, perempuan Rusia juga
mengkampanyekan tentang kedamaian dalam Hari Perempuan se-Dunia. Namun, mereka
merayakannya pada waktu yang berbeda juga. Mereka merayakannya pada minggu
terakhir bulan Februari.





Karenanya banyaknya perbedaan itu, maka
kemudian disepakati �lah bahwa Hari Perempuan se-Dunia diperingati setiap 8
Maret. Hari itu diputuskan sebagai hari perubahan bagi para pekerja perempuan
di dunia.





Kini, Hari Perempuan se-Dunia didukung oleh
Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dan diperingati di hampir seluruh negara di
dunia. Bahkan, ada beberapa negara, seperti Afghanistan, Armenia, Azerbaijan,
Belarus, Rusia, Burkina Faso, Kamboja, Vietnam, Kuba, Laos, Mongolia, dll, yang
menjadikan hari ini sebagai hari libur nasional. Adapun di Cina, Madagaskar,
dan Nepal, hari ini juga jadi hari libur nasional, namun khusus bagi kaum
perempuan.





Setiap Hari Perempuan se-Dunia juga berkembang
tradisi-tradisi khusus, misalnya; tradisi memberikan bunga dan hadiah kecil
untuk para perempuan sebagai tanda penghargaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar