Jumat, 09 Maret 2012

Hiu yang Gak Bisa Berenang ada di Papua !!




walking shark


HIU yang merupakan ikan buas dan sebagai
predator yang ganas, selama ini kita kenal jago renang di lautan dalam, seperti
hiu martil, hiu macan maupun hiu malaikat. Namun demikian ternyata ada juga
jenis hiu yang tidak bisa berenang, tetapi berjalan di dasar laut, karena itu
hiu tersebut dijuluki hiu berjalan atau walking shark.





Dinamakan hiu berjalan karena dia tidak
menggunakan siripnya untuk berenang, tetapi untuk berjalan di dasar laut. Hiu
ini hanya ditemukan di perairan Raja Ampat, Papua Barat oleh tim peneliti dari
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) .





Menurut Kepala Pusat Penelitian Oseanografi
LIPI, Suharsono, pihaknya bekerja sama dengan beberapa lembaga penelitian
menemukan 11 spesies baru hiu di perairan Raja Ampat, Papua Barat . Dua di
antaranya (Hemiscyllium galei dan Hemiscyllium henryi) merupakan jenis hiu
berjalan. Penelitiannya itu dilakukan pada tahun 2007.





Dengan ditemukannya spisies baru tersebut
membuktikan betapa kaya biota laut yang dimiliki Indonesia. Ukuran tubuh hiu
berjalan ini lebih kecil dibanding hiu pada umumnya. Hal yang mencolok pada hiu
berjalan adalah warna kulitnya yakni tutul-tutul kecokelatan. Warna corak ini
akan berubah seiring bertambahnya usia ikan tersebut.





Perubahan hanya pada warnanya, tetapi corak
dasarnya masih tetap sama. Corak dasar itulah yang membedakan spesies
Hemiscyllium galei dengan Hemiscyllium henryi Selain itu, ukuran tubuh
Hemiscyllium galei juga tampak lebih besar dibanding Hemiscyllium henryi.





Hiu berjalan hanya memakan hewan-hewan kecil
dasar laut seperti kerang. Bentuk giginya tumpul seperti gigi ikan lele,
gunanya untuk memecah cangkang siput atau kerang.berbeda dengan gigi hiu
pemakan ikan pada umumnya, runcing dan kuat.





walking shark





Rp 20 Miliar





Sebelas spesies baru yang ditemukan LIPI itu
kemudian dibawa ke Balai Lelang di Monaco pada tahun 2007 selanjutnya dilelang
dan berhasil mendulang dana sebesar 2 juta dolar Amerika atau sekitar Rp 20
miliar (jika kurs 1 dolar = Rp 10.000).





Hasil lelang itu digunakan untuk mendukung
penelitian dan program konservasi kelautan di kawasan Papua Barat. Selain itu,
untuk meningkatkan kapasitas ahli taksonomi kelautan Indonesia yang jumlahnya
masih sedikit.. Ini semua dilakukan LIPI agar kelak para ahli taksonomi dapat
mendeskripsikan species-species baru dari perairan Indonesia.





Sebelas nama spesies baru yang ditemukan di
perairan Raja Ampat, Papua Barat itu yakni Hemiscyllium galei atau hiu berjalan
dan diambil dari nama Jaffrey Gale, Hemiscyllium henryi atau hiu berjalan
dengan corak berbeda dan diambil nama dari Wolcott Henry, Melanotaenia synergos
diambil nama dari Synergos Institute sebagai penghargaan dari pemenang lelang
Peggy Dulay, Corythoichthys benedetto diambil dari nama mantan Perdana Menteri
Italia Benedetto Craxi, Pterois andover yang merupakan pilihan nama dari
Sindhucajana Sulistyo.





walking shark





Selain itu Pseudanthias charlenae merupakan
pilihan nama dari Pangeran Albert II dari Monaco, Pictichromis caitlinae
merupakan nama yang diambil dari Caitlin Elizabeth Samuel, anak Kim Samuel
Johnson sebagai hadiah ulang tahun ke-19.





Pseudochromis jace dari singkatan nama
Jonathan, Alex, Charlie, dan Emily, nama dari empat anak Lisa dan Michael
Anderson, Pterocaesio monikae diambil dari nama Lady Monika Bacardi





Kemudian ada nama Chrysiptera giti diambil
dari nama perusahaan yang dimiliki Enki Tan dan Cherie Nursalim, GITI, dan
Paracheliumus nursalim, diambil dari nama Sjamsul dan Itjih Nursalim
penghormatan dari Cherie Nursalim dan Michelle Liem.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar