Jumat, 02 Maret 2012

Cara Baru Mengobati Penyakit Jantung




sakit jantung


Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan
penyakit yang rawan diderita oleh siapa saja, apalagi mereka yang mempunyai
kolesterol tinggi. Biasanya menjangkit pada pasien berusia 50 tahun ke atas.





PJK bisa mengakibatkan terjadinya Penyumbatan
Total Kronis (Chronic Total Occlusion). Untuk mengatasi hal itu, di Indonesia
saat ini sudah tersedia teknik PCI atau Precutaneous Coronary Intervention yang
sudah dilatih pada 30 dokter jantung di nusantara.





Chronic Total Occlusion adalah keadaan di mana
salah satu pembuluh darah koroner mengalami sumbatan yang bersifat kronik.
Angka kejadian CTO ini sekitar 20 - 30% dari seluruh pasien yang dilakukan
kateterisasi jantung koroner. Karena sifatnya kronik, bagian pembuluh darah
yang tersumbat umumnya sudah mengeras atau bahkan mengalami pengapuran. Untuk
membuka sumbatan, pasien CTO biasanya harus melakukan operasi baypass yang
berisiko.





Menurut dokter ahli jantung, DR. dr. Muhammad
Munawar, SpJP (K), tindakan PCI pada kasus CTO adalah untuk membuka sumbatan
koroner jantung. Meskipun sulit, angka keberhasilan teknik ini mencapai 80%.





"Walau tindakan PCI ini lebih sulit dan
belum umum, namun penerapannya pada pasien, teknik ini terbukti memiliki
tingkat keberhasilan 85%. Selain lebih aman, pasien hanya butuh 1 - 2 hari saja
masa penyembuhan," ujarnya saat memberikan presentasi di RS Jantung
Binawaluya, Jakarta Timur.





Teknik PCI menggunakan prosedur balonisasi dan
pemasangan stent. "Setelah lesi (plak koroner) berhasil ditembus dan
dibuka dengan menggunakan ballon, kemudian pembuluh darah disanggah dengan  menggunakan stent," jelasnya.





Stent jantung adalah sebuah alat kecil
berbentuk silinder berjaring. Munawar juga menjelaskan bahwa pemasangan kawat
stent ini 10x lipat lebih aman dan bisa digunakan seumur hidup karena zat yang
terkandung di dalamnya dalam 2 tahun bisa diserap tubuh.





"Ketebalan stent 81 mikron, sangat tipis
namun kuat dan fleksibel. Stent bisa dipakai seumur hidup. Obat yang terkandung
di dalam stent itu bisa diserap tubuh dan mencegah terjadinya penyempitan
kembali," ungkapnya.





Teknik PCI ini juga bukan tidak ada
komplikasi. Menurut Munawar ada beberapa komplikasi yang bisa terjadi, namun
sangat jarang dan hampir tidak pernah.





"Komplikasinya pasien bisa meninggal jika
kawatnya menembus pembuluh darah, atau ballon memecahkan pembuluh darah karena
dinding pembuluh darah tiap orang berbeda. Namun itu semua hampir tidak ada
asal pasien juga rajin meminum obat yang disarankan oleh dokternya," jelasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar