Bukan hanya Bumi yang dilandai badai. Matahari
sebagai pusat tata surya pun diterjang badai. Flare atau badai Matahari dengan
kekuatan yang cukup besar masih akan terus terjadi pada pekan ini. Untunglah, manusia di
Bumi masih aman.
"Kekuatan flare-nya memang cukup besar.
Secara global peristiwa ini akan mengganggu satelit. Kemudian ada juga mengganggu
telekomunikasi radio gelombang pendek. Ada potensi terganggu kalau ionosfer juga
mengalami gangguan," ujar Profesor Riset Astronomi Astrofisika Lembaga Penerbangan dan
Antariksa (LAPAN), Thomas Djamaluddin, dalam perbincangan dengan detikcom.
Namun secara umum, lanjut dia, manusia di Bumi
tetap aman. Sebab Bumi dilindungi lapisan magnet atau magnetosfer yang mencegah
masuknya partikel energi tinggi dari matahari.
LAPAN mencatat pada pekan ini telah terjadi
beberapa badai Matahari. Misalnya saja pada 5 Maret lalu pukul 11.05 WIB. Flare
berasal dari daerah aktif NOAA 1429 di sisi timur laut atau kiri atas piringan matahari.
Kemudian pada Rabu 7 Maret kembali terjadi
badai matahari pukul 07.24 WIB. Flare-nya terkategori kuat, yakni kelas X5.4 dan pukul
08.14 WIB dengan flare agak kuat, kelas X1.3.
"Lontaran massa korona mencapai Bumi pada
Kamis ini sekitar pukul 18.00 WIB dan berpotensi menggangu operasional satelit.
Karena mulai memasuki daerah malam, maka potensi gangguan satelit di Indonesia
minimum dan hampir tidak ada," papar alumnus Universitas Kyoto, Jepang,
ini.
Djamaluddin memperkirakan pada Jumat pagi saat
matahari sudah bersinar di Indonesia, diperkirakan wilayah Nusantara aman dari
dampak badai Matahari, kecuali ada badai susulan. Namun pengamatan LAPAN, sepanjang
Kamis (8/3) tidak terdeteksi badai Matahari sehingga pada Jumat (9/3) akan
tetap normal.
"NOAA 1429 di piringan Matahari arah
timur laut diduga dalam waktu beberapa hari ke depan berpotensi masih memunculkan badai
Matahari. Ini karena matahari sedang memasuki fase aktif. Puncaknya pada
2013," terang Djamaluddin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar