Sabtu, 03 Maret 2012

Apa Alasan Remaja Pacaran ??












Sebut saja Rendy, anak laki juragan kambing
yang tinggal di perumahan elit kota ini. Wajahnya cool, badannya tegap dan
berotot. Dengan penampilannya seperti ini, Rendy jadi idola di sekolahan.
Jangan heran kalo pesonanya itu bisa membuat puluhan anak cewek merasa kudu
bersaing untuk mendapatkan cintanya. Cinta dari seorang pria yang nyaris
sempurna. Tentu, kalo kesempurnaan manusia hanya diukur dari bentuk luarnya;
tubuh, wajah, dan pakaian yang membalut kulitnya.





Tampang Rendy memang oke. Dengan kata lain,
cowok putih manis ini punya semacam bargaining power (cieee..), untuk bisa
pasang pesona. Artinya, nggak malu-maluin kalo berlomba untuk jual pesona
dengan anak cowok lain. Boleh dibilang, Rendy memiliki segalanya; wajah kece,
bodi keren, pakaian oke punya, dan duitnya kayak nggak pernah abis. Lihat aja
dompet doi tebel terus. Maklum, bokapnya tajir banget sebagai jurkam alias
juragan kambing.





Seperti kebanyakan remaja lainnya, Rendy juga
udah berani deket-deketan ama anak cewek. Maksudnya tentu bukan deket-deketan
kayak lagi naik angkot, tapi doi udah berani nge-date. Nah, gebetan Rendy
ternyata keren juga, Non. Lolita, nama anak gadis itu. Ia emang kesengsem berat
ama Rendy. Pun sebaliknya, Rendy juga ngebet banget pengen jadian sama Lolita
yang emang teman satu sekolahnya. Klop. Jadilah, dua insan lain jenis ini
mengukir kisah cinta. Dengan latar belakang kehidupan yang nyaris kayak dalam
cerita novel atawa sinetron, Rendy-Lolita jadi favorit di sekolah. Akhirnya,
atas keputusan beberapa orang teman sekolahnya, mereka dinobatkan sebagai
pasangan paling romantis tahun ini. Pokoknya, kalo ada anak sekolah yang mau
seru ama pasangannya, buatlah seperti contoh; Rendy-Lolita.





Sampai suatu ketika, pasangan “favorit�?
ini bubar. Apa sebab? Lolita hamil dan Rendy nggak mau bertanggungjawab. Lolita
bingung, sebab ia harus memilih di antara dua pilihan sulit baginya;
membesarkan anaknya dengan risiko putus sekolah dan menanggung rasa malu atau,
melakukan aborsi dengan risiko bagi keselamatan dirinya dan untuk melakukan itu
ia sudah tahu hukumnya, dosa. Akhirnya, setelah mikir beribu kali, Lolita
memutuskan untuk mengaborsi makhluk kecil yang tak berdaya itu. Mungkin karena
pertimbangan bahwa ia musti meneruskan sekolah dan biar nggak malu. Sementara
Rendy, ternyata doi bukanlah tipe lelaki jentel. Buktinya, doi berlepas tangan,
bahkan konon doilah yang membujuk Lolita supaya melakukan aborsi. Alasannya,
doi kudu lulus sekolah, kudu bisa kuliah, dan yang pasti memang belum siap jadi
ortu. Nah, lho.





Inilah satu kisah tragis akibat pacaran. Masih
banyak kisah serupa yang berawal dari hubungan haram ini. Seperti yang udah
banyak disinggung di buletin ini. Kita nggak pernah bosen untuk ngingetin,
bahwa pacaran itu adalah pintu menuju zina. Hampir di setiap kesempatan kita
juga mengkampanyekan, bahwa pacaran adalah perbuatan haram dan wajib dihindari
oleh setiap orang yang merasa dirinya Muslim. Pacaran adalah sarana menuju seks
bebas. Iya kan? Sebab pacaran sendiri adalah gaul bebas, maka biasanya ada
hubungan yang sangat erat, dan nggak heran kalo kemudian melakukan seks bebas.
Ih?





Hubungan Rendy-Lolita yang kelewat hot dalam
kisah fiktif di atas akhirnya berbuah malapateka. Yang rugi keduanya dan kedua
ortunya. Udah gitu, dampak sekunder akibat gaul bebas ini makin tambah runyam;
aborsi, kekacauan nasab (garis keturunan), dan penyakit menular seksual. Ih,
serem amat ya?





Itu sebabnya, tradisi jahiliyah ini mesti
digugat keberadaannya. Sudah saatnya budaya yang lahir dari peradaban rusak ini
diboikot, bahkan seharusnya dihilangkan dari daftar pergaulan muda-muda Islam.
Jangan sampe kejadian serupa menimpa adik-adik kita yang mulai beranjak remaja.
Pokoknya harus dihilangkan dari benak remaja Islam. Ya, untuk selamanya.





Pacaran di mata remaja





Banyak teman remaja yang kalo ditanya tentang
alasan mereka berpacaran acapkali memberikan alasan seperti ini: pacaran bisa
meningkatkan semangat belajar; pacaran diakui mampu menghilangkan kejenuhan
alias bikin hidup lebih hidup; pacaran juga untuk mengetahui pribadi pasangan
dari yang dicintainya supaya kalo jadi nikah nggak perlu ragu-ragu lagi;
pacaran pun diyakini bisa membawa rejeki nomplok (ih, matre amat?); bahkan ada
yang mengaku sekadar iseng doang. Alasan lainnya, ada yang mengakui bahwa
pacaran adalah jalan terbaik untuk menemukan cinta sejati alias bisa memilah
dan memilih siapa pasangan yang memang oke punya (emangnya sepatu?). Dan
seabrek alasan lainnya. Mari kita bahas alasan-alasan mereka.





Pacaran bisa meningkatkan semangat belajar?
Walah, kayaknya semut juga ketawa tuh kalo denger. Padahal kenyataan di
lapangan sangat berbeda. Teori ama praktik bertolak belakang banget. Kalo emang
pacaran bisa menambah semangat belajar, tapi kenapa banyak yang amburadul
sekolahnya gara-gara menjalani aktivitas ini? Ingatannya sangat tajam kalo
disuruh mengingat nama gacoannya, atau tentang kehidupan pasangannya, dan
tentang beragam hal yang berkaitan dengan pasangannya. Tapi kalo ditanya
tentang hukum gas ideal dalam pelajaran kimia langsung memantul sempurna alias
kagak tahu. Tiap malam minggu selalu ada jadwal wakuncar alias waktu kunjung
pacar. Lalu kapan mau belajarnya?





Apalagi di sampul bukunya ada foto yang ia
sebut kekasihnya. Coba, maksud hati belajar, ternyata malah memandangi terus
foto si dia. Di dinding kamarnya, bukannya dipenuhi dengan tulisan rumus-rumus
fisika, matematika, atawa kimia yang emang bikin puyeng, tapi malah banyak
ditempeli foto-foto pacarnya. Wah, gimana mau bisa belajar? Padahal, setahu
penulis, banyak juga yang semangat belajarnya tinggi tanpa kudu menjalani
pacaran. Sebaliknya, waktu sekolah dulu, ada teman penulis yang main api
asmara, malah belajarnya tambah berantakan bin terbengkalai.





Kalo soal rajin dateng ke sekolah emang bener.
Tapi yakinlah, tujuan utamanya bukan untuk belajar, tapi cuma pengen ketemu si
dia. Bener kan? Aduh, kayaknya ada yang mesem-mesem aja kena sindir nih.





Alasan lain, pacaran katanya bisa bikin fresh
pikiran kita. Aduh biyung, kayaknya perlu diedit lagi alasan ini. Yakinlah, itu
cuma mengada-ada aja. Buktinya, malah banyak teman remaja yang dibikin puyeng
tujuh keliling gara-gara pacaran. Bisa jadi sama puyengnya bila disuruh
menurunkan rumus E=mc2. Salah-salah malah ngeluarin pernyataan yang bikin
ngakak seisi kelas, sebab doi menyatakan bahwa E=mc2 artinya Einstein
mencret-mencret!





Coba aja, bagi teman remaja yang udah saling
mengikat janji, rasa ingin memiliki selalu ada. Makanya, setiap
pasangannya?  jauh, ia rindu. Belum lagi
kalo pulang sekolah atawa les malam hari, ada perasaan kalo nggak dianterin,
takut kenapa-kenapa. Pokoknya jadi beban deh. Padahal sebelum jadian, boro-boro
punya pikiran begitu. Bener nggak? Jadi emang tambah bikin pusing seratus
keliling.





Eh, temen remaja muslim, ada juga lho teman
kamu yang pacaran dengan alasan untuk mengetahui kepribadiannya, supaya kalo
jadian nikah nggak usah ragu en berabe lagi. Ya, siapa tahu, kali aja ada yang
nyangkut satu untuk dijadikan istrinya nanti. Waduh, sepintas memang oke juga
ya tujuannya? Tapi tetap aja alasan seperti ini nggak bisa dibenarkan. Kalo
niatnya udah kuat untuk nikah, ngapain kudu pacaran segala? Sebab, kenyataannya
banyak juga yang justru setelah berpacaran sekian tahun, malah bubar dengan alasan
nggak ada kecocokan. Itu sih, bilang aja mau coba-coba. Lagipula, itu adalah
wujud kepengecutan mereka, sebab, kalo udah nikah mungkin nggak bisa
sembarangan mutusin. Makanya bagi mereka yang pengecut, pacaran adalah
alternatif untuk coba-coba. Kalo nggak cocok kan bisa bilang goodbye.
Celakanya, kalo sampe dicobain luar-dalam, wah? Cowok or cewek yang begitu
ketahun banget niat jeleknya. Ih, jangan sampe deh kamu juga begitu rupa.





Lagian, kalo alasannya adalah untuk mengetahui
info tentang doi, tanya aja sama temannya yang yang emang udah akrab dan bisa
dipercaya, atau bisa juga kepada keluarganya. Beres kan? Nggak sulit kok.





Alasan teman kamu yang model begini bisa kita
mentahkan. Buktinya banyak juga pasangan yang tidak melalui proses pacaran,
malah bahagia-bahagia aja tuh dalam rumah-tangganya.





Sobat, bagi kamu yang laki, pacaran juga bisa
nguras dompet kamu, lho. Dan tentu bagi yang cewek ketiban rejeki nomplok;
dijajanin, main ke tempat hiburan, dibeliin baju, dan seabrek “gula-gula�?
lainnya. Soalnya, malu dong kalo kebetulan ketemu sama teman lain, pas kamu
lagi jalan sama pacar terus diledekin dengan plesetan syair lagu Iwan Fals:
“jalan berdampingan tak pernah jajan-jajan�?





Ya, ini namanya cinta terpadu alias terpaksa
pakai duit. Fakta ini jadi klop dengan tulisan-tulisan yang suka nemplok di
pantat truk, “Senyummu merobek kantongku!�? (copeeet kali)





Sikap kita





Kawan, bagi kamu yang masih aktif pacaran,
segera melakukan pembenahan; putusin aja pacar kamu. Pelajari Islam. Yakinlah,
Allah pasti akan memberikan yang terbaik buat kamu. Nggak usah ragu, jodoh di
tangan Allah, bukan di tangan hansip (maksudnya kalo kamu kepergok lagi
“begituan�? sama hansip).





Bagi kamu yang belum terjun ke dalam aktivitas
ini, hindari segala peluang yang bakal menyeret kamu ke dalam pergaulan bebas
ini. Pelajari Islam, sering hadir di majlis taklim, pengajian sekolah dan
bertemanlah dengan anak-anak sholeh di sekolah dan lingkungan tempat tinggalmu.
Insya Allah itu bakal meredam keinginan kamu terhadap aktivitas gaul bebas yang
emang berbahaya itu.





Firman Allah Swt:


Katakanlah kepada orang laki-laki yang
beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara
kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (QS an-Nur [24]: 30).





Sobat, pacaran adalah salah satu pemenuhan
yang salah dari naluri mempertahankan jenis. Sebab, pemenuhan dan penyaluran
yang sah menurut Islam adalah dengan menikah. Sabda Rasulullah saw.:





“Wahai para pemuda, barangsiapa di antara
kamu memiliki kemampuan untuk menikah, maka nikahlah, sebab nikah itu dapat
menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan; tetapi barangsiapa belum mampu,
maka hendaknya ia berpuasa, sebab puasa itu baginya merupakan pelindung�? (HR
Bukhari)





Allah juga menegaskan dalam firman-Nya:


Dan orang-orang yang tidak mampu kawin
hendaklah menjaga kesucian (diri) nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan
karunia-Nya. (QS an-Nur [24]: 33)





Jadi, alasan-alasan kamu yang menjalani
aktivitas pacaran semuanya tertolak secara logika, apalagi hukum Islam.
Alasan-alasan tersebut hanyalah justifikasi alias pembenaran terhadap maraknya
perilaku seks bebas di kalangan remaja. Padahal semua itu dilarang dalam ajaran
Islam. Sebab, kita hanya hidup dengan Islam, dan hidup hanya untuk Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar